Gramedia Pustaka Utama · Metropop · Nina Addison · Punya Sendiri · Review 2015

Review: Kismet – Nina Addison

 

 

Judul: Kismet

Pengarang: Nina Addison

Jumlah Halaman: 296 halaman

Terbit: Maret 2015

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Format: Paperback

Dapat bukunya dari: Dapat dari Kak Nina! (Thank you!)

 

Sinopsis:

 

kismet//takdir//destiny. Kata yang melibatkan semacam rahasia kosmik, yang memberi letupan kejutan di sana-sini dalam hidup seseorang, menggiringnya ke tempat ia seharusnya berada.

Konsep itu menggelikan bagi Alisya.

Tetapi ketika di tengah hiruk pikuk New York City ia bertemu dengan Cia, perempuan yang seketika menjadi sahabatnya. Alisya bertanya apakah takdir sedang bekerja?

Lalu muncul Raka, satu-satunya cowok yang bisa membuat Alisya jatuh cinta. Lelaki yang, lagi-lagi, dibawa takdir masuk ke hidupnya. Sayangnya, takdir yang satu ini berpotensi mengancurkan persahabatannya dengan Cia.

Jadi, mana yang harus ia pilih?

Orang bilang persahabatan itu kekal, untuk seumur hidup. Namun, bukankah cinta sejati juga demikian?

♥♥♥

 

“Lo pikir di dunia ini yang namanya cinta sejati tuh kayak apa? Yang penghuninya nggak pernah berantem? Yang mulus dan lancar, macam ‘a walk in the park’? Salah, Al! Cinta sejati itu penuh bompel-bompel, growakan, tambal sana-sini, retak sana-sini. But guess what? Ketika dia masih bernyawa, dia akan tambah kuat selepas tiap cobaan yang datang.” —Cia dan Alisya

– halaman 278

Life may bring you wrong turns, but destiny will take you there.

 

Haaai! Akhirnya balik lagi ngisi blog ini. Huehehe. Setelah sekian lama nggak baca Metropop (eh, bener, kan? Apa perasaan gue doang? Kadang gue terlalu sering mengandalkan perasaan sih. #halah), akhirnya dapet kesempatan lagi baca Metropop terbaru ini.

Dan … wohoo, beruntungnya gue! Karena kali ini dapet dari penulisnya, Kak Nina Addison! Mungkin ini yang dinamakan Kismet alias Takdir alias Destiny!  *mulai ngawur*

♥♥♥

Kismet. Awalnya Alisya tidak percaya dengan kata-kata yang selalu diucapkan oleh sahabat barunya—Cia. Mereka adalah dua orang yang dipertemukan dengan sebuah “tinju”. Dan nantinya, akan terpisah karena sebuah “tinju” juga,

Alisya dan Cia sama-sama “buron” di keluarga mereka. Pertemuan mereka, pertengkaran pertama mereka, ulang tahun yang berdempetan, adalah sebuah kismet di antara mereka. Bagi Cia, itu adalah kismet. Sudah takdirnya mereka bertemu. Tapi Alisya tidak memercayai konsep menggelikan itu.

Banyak kesamaan di antara mereka, tapi banyak juga perbedaan di antara mereka. Cia, merasa dirinya akan jadi lebih baik kalau ia punya kekasih. Sedangkan Alisya, sampai saat ini, belum ada yang bisa menarik hatinya.

Semua terasa baik-baik saja. Mereka bekerja, hidup bersama, saling merajut mimpi masing-masing. Sampai akhirnya, ternyata Cia hamil dan kekasihnya memutuskannya begitu saja. Di sinilah persahabatan mereka benar-benar saling menguatkan satu sama lain. Akhirnya, Cia memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Meninggalkan Alisya sendiri di New York.

Setelah lama tak bertemu, Alisya memutuskan untuk ke Indonesia. Selain untuk mengurus keperluan pekerjaannya, ia memang rindu pada sahabatnya. Saat itulah, ia bertemu dengan seorang lelaki bernama Raka.

Yang sayangnya … ada cap “terlarang” untuk ia dekati.

♥♥♥

Seperti yang gue bilang sebelumnya, gue kayaknya udah lama gitu nggak baca Metropop.

Awalnya tau tentang novel ini dari Kak Dinoy. Terus iseng aja ikut submit alamat blog dan ternyata … terpilih! Wiii. Senang!

Nggak lama, bukunya pun sampai di rumah dengan selamat. Sebenernya sih, tumpukan buku gue udah menggunung. Wkwkwk. Tapi entah kenapa, begitu liat cover-nya. kok penasaran ya?

Mulai deh tuh baca dan … ketagihan! Sampai pas hari di mana gue selesai baca Kismet, gue bertahan untuk nggak ke dapur buat bikin makan malam. Tanggung, bro! Lagi seruuuuu!

Kismet. Gue sendiri baru ngeh kalau kismet ini adalah takdir. Jarang digunakan dan nggak familiar di kepala dan di sekitar gue. Tapi berkat Kak Nina, gue jadi tau. 😀 Cover-nya yang a la winter ini entah kenapa bikin berasa adem pas ngeliatnya.

Seperti yang udah gue uraikan di atas, novel ini menceritakan tentang Cia dan Alisya. Dua orang yang dipertemukan oleh takdir dan akhirnya bersahabat. Kismet ini kental dengan persahabatan mereka. Di mana mereka mulai beradaptasi, berantem karena hal yang sebenernya-nggak-banget, lalu akhirnya mulai akrab dan lengket banget kayak saudara.

Gue selalu suka dengan cerita yang membahas mengenai persahabatan. Entahlah ya, mungkin karena masalah seperti itu memang akrab sama kita. Apalagi bagi lo yang memang bersahabat dengan cewek.

 

What’s wrong with him?”

“Absoultely nothing.”

“What’s wrong with you then?”

“Probably everything.” —Cia dan Alisya

– halaman 58

 

Selain itu, gue juga suka hubungan Alisya-Ethan. Kakak adik yang sama-sama “kabur” demi meraih cita-citanya. Gue belajar juga dari sini, kalau lo punya mimpi, ayo perjuangin! Semustahil apapun, kalau lo mau, lo pasti bisa.

Haaaa, Chef Ethan! *halaaah* *hilang fokus*

Problema masing-masing tokoh dengan keluarga juga tanpa sadar makin menguatkan karakter masing-masing. Ya Cia, ya Alisya, sampai dengan Raka, masing-masing ‘tumbuh dewasa’ dengan masalah keluarga mereka. Bikin gue manggut-manggut sambil baca ceritanya, karena gue juga belajar dari mereka. :’D

Alur cerita yang cepat adalah salah satu hal yang bikin gue enggan ninggalin Kismet walaupun hanya untuk masak. Bagian yang paling gue suka adalah saat Cia dan Alisya bikin tradisi ulang tahun mereka. Itu bestfriend stuff banget! Hahaha.

 Tapi bagi gue yang kurang adalah, ketika agak di akhir muncul POV Raka dan Ethan. Kalau misalnya dari awal atau pertengahan ada mereka, mungkin oke. Tapi kan, Kismet ini fokusnya sama Alisya. Mungkin jadi berkurang porsinya kalau ada Ethan dan Raka dari pertengahan. Tapi ini cuma di menjelang akhir aja sih, untuk memperkuat gimana sedihnya si Alisya dari mata orang lain. Jadi ya … it’s not a big deal, for me. Toh gue masih bisa berkaca-kaca kok saat ngerasain sedihnya Alisya. *haiyaaa*

“The thing about love, Al, it requires hard work to maintain it. Because in life, people are constantly changing. That’s just what life does to us, it changes us.” — Mom to Alisya.

– halaman 259

 

Dan ah ya, Raka…. Tenang, di Kismet lo nggak cuma ketemu sama Cia-Alisya. Tapi juga dengan … Raka!

Pertemuan pertama Raka sama Alisya adalah bagian favorit gue nomor dua. Tentang sebuah senyuman yang, aww, bisa bikin gue yang baca aja ikutan senyum! Apalagi Alisya, yang disenyumin gitu! Tapi sayang, Raka itu seakan-akan dicap forbidden buat Alisya.

Walaupun Alisya berusaha untuk jaga hatinya, tapi tetap aja hal itu nggak mudah. Dengan semua senyum manis Raka, kebaikannya, dan semua pesona Raka, siapapun sulit untuk menolak pesona Raka. Begitupun dengan Alisya.

 

Klise banget, but sometimes cliché is the best thing you can pull out of the worst.

– halaman 239

 

Tapi, kalau mereka pada akhirnya sama-sama cinta, situasinya nggak akan semudah itu untuk keduanya. Pada akhirnya, Alisya harus kehilangan dua hal yang paling penting bagi dirinya. Dan, apa yang bisa dipertahankan Alisya pada akhirnya?

Oh ya, karakter favorit gue di sini adalah Cia dan Mr.Gajah. Kenapa Cia? Karena dia berani ngebelain stranger walaupun harus dipecat dari kerjaannya. Dan kenapa Mr.Gajah? Karena nyatanya, dia selalu mikirin adiknya dan nggak centil sama Alisya! Hahaha. He, penasaran nggak sama Mr.Gajah?

Kalau penasaran sama cerita dan tokoh-tokohnya yang adorable, yuk kita baca Kismet! Biar lo bisa ngerasain jadi Alisya yang harus sok tegar dan berusaha untuk menyembunyikan tangisnya, Cia yang pada akhirnya harus menjauh, dan Raka—yang ternyata sudah terikat dengan salah satu di antara mereka, sejak dulu….

♥♥♥

Terima kasih buat Kak Nina yang sudah memberikan Kismet ini! Aku senang menghabiskan waktu dengan tulisan Kak Nina. Semoga, ke depannya akan ada novel baru lagi! Wohooo~ Terus menulis ya, Kak Nina! ^.^

 

Kentang! Tapi kok ya gue ketagihan jadinya? Can't wait for the second boooook! \o/~~
Empat hatiku buat Raka dan Mr.Gajah!

 

jejen

Satu tanggapan untuk “Review: Kismet – Nina Addison

Tinggalkan komentar